Senin, 08 Oktober 2012

PROFESI KEGURUAN DAN KODE ETIK GURU



BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP PROFESI KEGURUAN DAN  KODE  ETIK GURU
A.  Pengertian dan Ciri-ciri Profesi
Secara estimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu profession atau bahasa latin, profecus, yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental; yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoritis.
Menurut Ornstein dan Levine (1984) menyatakan bahwa profesi itu adalah jabatan sepanjang hayat, memerlukan ilmu dan keterampilan, menggunakan hasil penelitian dan aplikasi teori ke praktek, memerlukan pelatian khusus, mempunyai persyaratan masuk, mempunyai otonami dalam ruang lingkup kerjanya, bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil, mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien, menggunakan administrator, mempunyai organisasi yang dikelola anggota profesi, mempunyai kode etik, memiliki kepercayaan publik yang tinggi, mempunyai status sosial yang tinggi, ada kelompok elit untuk menilai keberhasilan.
Menurut Sanusi et al (1991) menguraikan ciri-ciri utama profesi adalah suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi social yang menentukan (crusial), menuntun keterampilan dan keahlian tertentu, memerlukan pendidikan tinggi dengan waktu yang lama, berpegang teguh pada kode etik, memiliki otonom terhadap masalah yang dihadapinya, bertanggung jawab terhadap tindakannya.
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan/menuntut keahlian(expertise),menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggung jawabkan.[1]
Ciri-ciri profesi, yaitu adanya:
1.      standar unjuk kerja.
2.      lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku profesi tersebut dengan standar kualitas akademik yang bertanggung jawab
3.      organisasi profesi.
4.      etika dan kode etik profesi.
5.      sistem imbalan
6.      pengakuan masyarakat
B. KODE ETIK KEGURUAN
a.      Pengertian kode etik
             Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian, pasal 28 Undang-Undang ini dengan jelas menyatakan bahwa “ Pegawai Negeri Sipil mempunyai kode etik sebagai pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan didalam dan diluar kedinasan.”
             Dalam pidato pembukaan Kongres PGRI XIII,Basumi sebagai ketua umum PGRI menyatakan bahwa kode etik guru indonesia merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggalian pengabdiannya bekerja sebagai guru (PGRI, 1973). Dari pendapat ketua umum PGRI ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam kode etik guru indonesia terdapat dua unsur pokok yakni: (1) sebagai landasan moral. (2) sebagai pedoman tingkah laku.
            Dari uraian tersebut kelihatan, bahwa kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi para anggota profesi tentang bagaimana mereka melaksanakan profesinya dan larangan-larangan, yaitu ketentuan-ketentuan tentang apa yang tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka, melainkan juga menyangkut tingkah laku anggota profesi pada umumnya dalam pergaulan sehari-hari di dalam masyarakat.[2]
Adapun kode etik guru Indonesia adalah :
1.      Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
2.      Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.
3.      Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
4.      Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar-mengajar.
5.      Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
6.      Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
7.      Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan social.
8.      Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sarana perjuangan dan pengabdian.
9.      Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.[3]

b.        Fungsi Kode etik guru
            Pada dasarnya kode etik  memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan pengembangan bagi profesi .fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan Gibson dan Michel(1945-449)yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai pedoman pelaksanaan tugas professional dan pedoman bagi masyarakat sebagai seorang professional.
Biggs dan blocher(1986-10) mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu
1.      Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah
2.      Mencegah terjadinya suatu pertentangan internal dalam suatu profesi
3.      Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi.
Sutan Zahri dan Syahmiar Syahrun(1992) mengemukakan :
1.      Agar guru terhindar dari penyimpangan tugas yang menjadi tanggung jawabnya
2.       Untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja, masyrakat , dan pemerintah
3.      Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung jawab pada profesinyau
4.      Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang menggunakan profesinya dalam melaksanakan tugas[4]
            Kode etik guru sesungguhnya merupakan pedoman yang mengatur hubungan guru dengan teman kerja, murid dan wali murid, pimpinan dan masyrakat serta dengan misi tugasnya. Menurut Oteng Sutisna(1986-364)bahwa pentingnya kode etik guru dengan teman kerjanya difungsikan sebagai penghubung serta saling mendukung dalam bidang mendidik peserta didik.
            Etika hubungan guru dengan peserta didik menuntut terciptanya hubungan berupa helping relationship(brammer,1979),yaitu hubungan yang bersifat membantu dengan mengupayakan terjadinya iklim belajar yang kondusif bagi perkembangan peserta didik.
            Etika hubungan guru dengan pimpinan di sekolah menuntut adanya kepercayaan. bahwa guru percaya kepada pimpinannya dalam member  tugas dapat dan sesuai kemampuan  serta guru percaya setiap apa yang telah dikerjakan mendapatkan imbalan dan sebaliknya  pimpinan harus yakin bahwa tugas yang telah diberikan telah  dapat dilaksanakan. Guru sangat perlu memelihara hubungan  baik dengan masyarakat untuk kepentingan pendidikan. Guru juga harus menghayati apa saja yang menjadi tanggung jawab tugasnya
c.       Deskripsi Kode Etik
·         Guru memiliki kewajiban untuk membimbing anak didik seutuhnya dengan tujuan membentuk manusia pembangunan yang pancasila. Inilah bunyi kode etik guru yang pertama dengan istilah ‘berbakti dan membimbing yang artinya mengabdi tanpa pamrih dan tidak pandang bulu dengan membantu (tanpa paksaan, manusiawi)istilah seutuhnya lahir batin, secara fisik dan psikis. Jadi guru harus berupaya dalam membentuk manusia pembangunan pancasila harus seutuhnya tanpa pamrih.
·          Menentukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai, baik yang bersifat umum maupun khusus
·         Menjabarkan materi pembelajaran atas sejumlah unit pembelajaran yang dirangkaikan
·          Memberi pelajaran secara klasikal sesuai dengan unit pelajaran yang sedang dipelajari
·         Memberikan pertolongan khusus kepada siswa yang belum mencapai tingkat penguasaan yang ditentukan[5]



BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
            Profesi keguruan adalah keahlian khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan (guru) serta menuntut keprofesionalan pada bidang tersebut.
            pengertian kode etik Pegawai Negeri Sipil mempunyai kode etik sebagai pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan didalam dan diluar kedinasan
            . Fungsi Kode etik guru sebagai perlindungan dan pengembangan bagi profesi .fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan Gibson dan Michel(1945-449)yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai pedoman pelaksanaan tugas professional dan pedoman bagi masyarakat sebagai seorang professional.



[1] http://blog uin malang, ilyasbima, fungsi kode etik profisi guru
[2] Rineka cipta, Profesi Keguruan, Bandung,hlm, 2009. Hlm 29
[3] Ngalim, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya,Bandung, 2005 hlm, 103
[4] Sudirman A.M, Interaksi Dan Motivasi Belajar Dan Mengajar, PT Raja Grafindo Persada Jakarta, 2007  hlm. 64
[5] http:// syadiashere com/kode-etik-guru

Sabtu, 29 September 2012

Ciri – ciri guru yang baik dan disukai oleh siswa



Pembahasan
Ciri – ciri guru yang baik dan disukai oleh siswa
A.Pengertian
Guru adalah sebagai sumber utama bagi semua anak didik dikelas dan prilaku guru dikelas juga memiliki pengaruh yang besar pada perkembangan mental anak apabila guru yang berprilaku guru tidak baik akan merusak citra sebagai guru. Jadi oleh sebab itu jika ada siswa yang berprilaku gurunya yang tidak memberi teladan yang baik kepada peserta didiknya tersebut.
Dengan demikian jelas bahwa didalam suatu proses belajar mengajar sebagai ilmu atau seni bahwa guru memiliki kebutuhan untuk membantu siswa mengembangkan kebiasaan berfikir rasional dan belajar mengenangkan.
1.Persepektif guru yang baik
Istilah” baik “ dalam kontek ini sebenarnya relatif. Karena hal itu amat tergantung kepada orang atau siapa yang menilainya, adakalanya kebaikan guru dinilai karena ia tidak pernah marah, sabar, berwibawa, dan sayang kepada anak – anak didiknya dan karena ia tidak pernah menghukum siswa, walhasil orang bisa menilai kebaikan guru dari berbagai sudut pandang.
Ø Ciri – ciri Guru Yang Baik
1.      Memahami dan menghormati anak didik.
Mengajar merupakan suatu proses kemanusian. Anak didik sebagai manusia yang semestinya diperlakukan sebagai manusia pula, bukan sebagai tong kosong atau sebagai makhluk yang lebih rendah dari dirinya. Anak didik adalah manusia penuh hak atas perlakuan hormat dari guru agar kelak mereka tumbuh manusia dewasa yang dihormati dan menghormati orang lain.
2.      Menghormati bahan pelajaran yang diberikannya.
Guru dalam mengjar harus menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan. Menguasai bahan pelajaran tidak identik dengan menghafakan akan tetapi lebih baik bila guru yang hafal bahan pelajaran yang diajarkan serta mampu mengembangkan dan menjelaskannya.
3.      Menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran.
Bahan pelajaran biasa disampaikan dengan metode tertentu seperti ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan, karya wiasata dan lain – lain.
4.      Mengesuaikan bahan pelajaran dengan kesanggupan individu.
Siswa sebagai aindividu memiliki kemampuan yang berbeda – beda. Biasanya guru mencoba menyesuaikan pelajaran dengan kesanggupan rata – rata didalam kelas. Bagi anak yang pandai anggap menganggap pelajaran yang dijabarkan sangat mudah sementara   anak yang lambat dianggap nya sanyat sulit, jadi seorang guru harus menyesuikan pelajaran dengan kesanggupan individu peserta didik.
5.      Mengaktifkan siswa dalam kontek belajar.
Bukan proses pembelajaran namanya tampa aktivitas siswa. Agar proses pembelajaran tidak berkesan pasif, guru harus senantiasa berusaha mengaktifkan siswa, dengan upaya memunculkan dalam kontek belajar yang lebih luas.
6.      Memberi pengertian dan bukan hanya kata – kata belaka.
Maksudnya anak hanya mengenal kata – kata tetapi tidak memahami artinya serta maknanya (verbalisme). Siswa dapat menyatakan pelajaran diluar kepalanya (hafal), tetapi tidak mampu memahami isinya.
2.Guru yang baik
Semua guru harus baik dimata siswanya. Seperti Marie F. Hassett mengemukakan bahwa ketika berbicara tentang kualitas mengajar seorang guru, fokosnya berkaitan dengan masalah – masalah teknik konten dan prestasi, tapi banyak orang yang tahu bahwa guru yang memiliki pengetahuan yang luar biasa.
Guru yang baik bercirikan sebagai berikut.
*      Memiliki kesadaran dan tujuan
*      Memiliki harapan dan keberhasilan bagi semua siswa
*      Mentelerir ambiguitas
*      Melanjutkan kemauan beradaptasi dan berubah untuk memenuhi kebutuhan siswa
*      Merasa tidak nyaman jika kurang mengetahui
*      Mencerminkan kometmen pada pekerjaan mereka
*      Belajar dari berbagai modal
3.Kualitas guru yang baik
Semua guru harus menjadi guru yang baik, guru itu harus memilki misi untuk memperoleh Pengalaman hidup melalui mengajar orang lain. Dan kita semua tahu guru itu dikatagorikan baik atau buruk ketika melihatnya tampil dikelas dan diluar kelas.
Berikut ini beberapa ungkapan kualitas guru yang baik.
ü  Onfidence atau keyakinan diri sendiri.
Guru yang baik akan tetap memiliki kepercayaan diri meski sekali merasakan kemunduran.
ü  Pantience atau kesadaran
Guru terbaik bisa membantu siswa yang mengalami gangguan mental.
ü  True compassion for their students, atau memiliki rasa kasih sayang sejati pada siswanya
Guru yang baik itu peduli kepada siswanya mereka sebagai individu dan ingin membantunnya. Guru memilik indra keenam ketika siswa membutuhkan perhatian eksta dan memberikannya dengan senang hati, serta guru – guru lain jika perlu mereka peduli tentang siswanya meski berada diluar tembok kelas.
ü  Understanding atau pemahaman
Guru yang baik memiliki pemahaman benar prima bagaimana mengajar.
ü  The ability to lock of life in a different way and to exsplain a topic in a different way atau kemampuan melihat kehidupan dengan cara yang berbeda dan menjelaskan topik dengan cara yang berbeda.
Ada banyak gaya belajar yang berbeda dikalangan siswa. Karena tidak semua siswa dapat menyerap materi pelajaran yang dapat diajarkan oleh setiap guru itu secara cepat. Guru itu harus memberi perlakuan yang berbeda untuk siswa yang berbeda, guru yang baik tidak hanya menggunakan satu buku untuk semua pokok pembahasan yang disajikan tapi guru yang baik melakukan pembuatan mengajar berdasarkan bagaimana siswa belajar.
ü  Dedication to excellence atau dedikasi untuk keungugulan.
Guru yang baik memiliki dedikasi dan keinginan pencapain yang terbaik dari siswanya dan diri mereka sendiri. Seorang guru tidak puas dengan nilai siswanya yang kecil, melainkan mengabdikan diri untuk secara penuh menuju kemampuan siswa untuk unggul. Guru – guru terbaik mendorong berbagi ide dan menawarkan insintif tidak harus melakukkan pekerjaan rumah setiap hari untuk siswa bisa berfikir diluar kotak sekolah.
ü  Unwavering support atau teguh dalam memberikan dukungan
Guru mendorong siswa yang frustasi untuk berprestasi dan memberikan keyakinan besar kepada siswanya bahwa ia bisa memahami materi pelajaran dengan baik. Guru – guru yang terbaik selalu ada disamping siswa jika dia memerlukan bantuan dan dorongan exstra.
ü  Willing ness to help student achieve atau kesedian untuk membantu siswa mencapai prestasi
Guru terbaik adalah mereka yang tidak secara otomatis “berhenti mengajarar” ketika mereka mengadakan sisi tambahan untuk persiapan tes prestiwa siswa (Tps/Sat).dan guru melaksanakan pekerjaan secara serius dan tahu bahwa siswa tidak mendapatkan nilai bagus pada ujian tapi rasa prestasi dengan menguasai materi pelajaran dan mereka bersedia berkerja dengan siswa untuk mencapai rasa berprestasi itu.
ü Pride in student ‘s accmpllishment atau bangga atas prestasi siswa yang mendapatkan nilai yang baik atau memproleh kehormatan dari masyarakat. Dan guru terbaik merayakan keberhasilan untuk siswa terbaik tersebut.
4.Guru yang disukai siswa.
1)      Suka membantu dalam pekerjaan sekolah menerangkan pelajaran dan tugas dengan jelas serta mendalam menggunakan contoh sewaktu belajar.
2)      Riyang, gembira, mempunyai persaan humor dan punya lelucun atas dirinya.
3)      Bersikap akrap seperti sahabat merasa seorang anggota dalam kelompok kelas.
4)      Menunjukan perhatian kepada murid dan memahami mereka.
5)      Berusaha agar pekerjaan menguasai kelas membangkitkan rasa hormat pada murid.
6)      Tegas, sanggup menguasai kelas. membangkitkan rasa hormat pada murid
7)      Tidak pilih kasih tidak mempunyai anak kesayangan.
8)      Tidak suka marah, mencela, mengejek dan mengindir.
9)      Betul – betul mengajarkan sesuatu kepada murid, yang berharga bagi mereka.
10)  Mempunyai pribadi yang mengenangkan.
B.penjelasan
Guru adalah sebagai sumber utama bagi semua anak didik dikelas dan prilaku guru dikelas juga memiliki pengaruh yang besar pada perkembangan mental anak apabila guru yang berprilaku guru tidak baik akan merusak citra sebagai guru. Jadi oleh sebab itu jika ada siswa yang berprilaku gurunya yang tidak memberi teladan yang baik kepada peserta didiknya tersebut.
Guru merupakan sumber utama bagi anak didik dan merupakan harapan juga bagi kedua orang tua dari anak didik tersebut, karena kecuali orang tua guru sangat berperan aktif dalam proses kesuksesan seoarang anak, dalam proses belajar mengajar guru harus selalu memberikan motivasi yang terbaik untuk siswanya.
Menjadi guru yaang baik bukan lah mudah hal ini lah yang harus diyakinkan dalam pribadi seorang guru karena dalam praktik sehari – hari lah yang menjadi contoh seorang murid dalam hal inilah guru harus selalu memberikan contoh yang tepat kepada anak didiknya baik dalam lingkungan sekolah maupun luar dari lingkungan sekolah.
        Guru terbaik adalah mereka yang tidak secara otomatis “berhenti mengajarar” ketika mereka mengadakan sisi tambahan untuk persiapan tes prestiwa siswa (Tps/Sat), dan guru melaksanakan pekerjaan secara serius dan tahu bahwa siswa tidak mendapatkan nilai bagus pada ujian tapi rasa prestasi dengan menguasai materi pelajaran dan mereka bersedia berkerja dengan siswa untuk mencapai rasa berprestasi itu. Dalam hal inilah guru merupakan kunci utama dalam keberhasilan diri siswa.


C.Kesimpulan
Semua guru itu harus baik dimata siswanya kerena seorang guru adalah motivasi utama bagi anak didik. Apabila gurunya berprilaku buruk maka anak didiknya pun sulit untuk diatur maupun prilakunya terhadap orang lain akan berpengaruh.
Jadi hendak lah bagi seorang guru dalam mendidik anak murid itu harus benar, benar – benar mendidk anak didik tersebut agar menjadi anak yang berguna serta berprestasi dimasyararakat.
Dan adapun diri guru yang baik itu dapat diambil contoh yaitu memahami dan menghormati anak didik dapat diartikan bahwa mengajar merupakan suatu proses kemanusian. Anak  didik sebagai manusia yang mestinya diperlakukan sebagai manusia pula bukan sebagai tong kosong atau sebagai makhluk yang lebih rendah dari dirinya. Anak didik yang berhak penuh atas perlakuan hormat dari guru mereka kelak akan tumbuh menjadi dewasa yang dihormati dan menghormati orang lain.



Daftar  Bacaan
Ø Drs Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan agama islam, (Jakarata : PT Raja Grafindo Persada,) 2005.
Ø Drs Saiful Bahri, Djamariah, Guru dan anak didik dalam interaksi idukatif,(Jakarta : Rhinika cipta) 2002.
Ø Ali Muhammad, Guru dalam proses belajar mengajar, (Bandung : Sinar baru ),1987.
Ø Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta : Rineka cipta, 1997),
Ø Sumardi Suryabrata , Psikologi pendiddkan , (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004),