Rabu, 04 Maret 2015

PENERAPAN METODE KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI SDN 001 KELURAHAN TAGARAJA KECAMATAN KATEMAN

Judul :PENERAPAN METODE KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI SDN 001 KELURAHAN TAGARAJA KECAMATAN KATEMAN Latar Belakang Masalah Sebelum kita tinjau lebih lanjut apa yang yang di maksud dengan pendidikan, terlebih dahulu perlu kiranya diterangkan dua istilah yang hampir sama bentuknya, yaitu Paedagogie dan paedagogiek. Paedagogie artinya pendidikan, sedangkan paedagogiek artinya ilmu pendidikan. Pedagogik atau ilmu pengetahuan ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik.pedagogik berasal dari bahasa yunani paedagogia yang berarti”pergaulan dengan anak-anak”.paedagogos ialah seorang pelayan atau bujang pada zaman yunani kuno yang kerjaan nya mengantar dan menjemput nak-anak ke dan dari sekolah.juga di rumahnya,anak-anak tersebut selalu dalam pengawasan dan penjagaan dari paedagogos itu. Jadi nyatalah bahwa pendidikan anak-anak yunanai kuno sebagian besar diserahkan kepada paedagogos itu. Paedagogos berasal dari kata paedos(anak) dan agoge(saya membimbing ,meminpin). Perkataan paedagogos yang mulanya berarti “rendah” (pelayan,bujang), sekarang dipakai untuk pekerjan yang mulia. Paedgoog(pendidik atau ahli didik) ialah seorang yang tugasnya membimbing anak dalam pertumbuhannya agar dapat berdiri sendiri. Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri,bertanggung jawab, kreatif ,berilmu sehat dan berakhlak( berkarkter)mulia( uu no.20 tahun 2003). Sistem pendidikan nasional(sisdiknas) menegaskan bahwa” pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa,berakhlak mulia,sehat berilmu,cakap,kreatif,mandiri dan menjadi warga negar yang demokratis serta bertanggung jawab”(uu no.20 tahun 2003 pasal 3). Identifikasi Masalah Adapun masalah-masalah dilapangan yang dapat penulis identifikasi adalah sebagai berikut: banyaknya siswa yang tidak memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan guru. Kurangnya kreatifitas guru dalam menetapkan sebuah metode yang tepat,sehingga tidak menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Gaya mengajar guru yang monoton, masih menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab. Kurangnya keberanian siswa dalam mengemukakan pendapatnya , jika diberikan pertanyaan oleh guru. Rumusan Masalah “Apakah dengan penerapan metode kooperatif model jigsaw dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa pada mata pelajaran PKN di SDN 001 Kecamatan Kateman”. Tujuan Penelitian Untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa melalui penerapan metode kooperatif model jigsaw pada mata pelajaran PKN di SDN 001 tagaraja Kec.Kateman. Manfaat Penelitian Bagi siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. Bagi guru sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan suatu metode pada suatu pembelajaran. Bagi sekolah lebih meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga dengan demikian sekolah tersebut dapat meningkatkan eksistensisnya dikalangan masyarakat. Tinjauan Pustaka Sejarah metode jigsaw Teknik jigsaw adalah salah satu teknik cooperative learning yang pertama kali diterapkan oleh aronson tahun 1971 dan dipublikasin tahun 1978. Pada awalnya penelitiannya kelas jigsaw ini dipakai untuk tujuan agar mengurangi rasa kompetisi pembelajar dan masalah ras yang terdapat di sebuah kelas yang berada di Austin, Texas. Kota texas ini termasuk mengalami masalah rasis yang sangat parah, dan itu pun memunculkan intervensi dari sekolah - -sekolah untuk menghilangkan masalah tersebut. Dan pada tahun 1971 Aronson dan beberapa lulusan pembelajar lainnya menciptakan jigsaw dan mencoba untuk menerapkannya didalam kelas. Metode kooperatif model jigsaw Jigsaw learning merupakan sebuah tekhnik yang dipakai secara luas. tekhnik ini memiliki kesamaan dengan tehnik “pertukaran dari kelompok ke kelompok” (group to group exchange) dengan suatu perbedaaan penting: setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Ini adalah alternative menarik ketika ada materi yang akan dipelajari dapat disingkat dan tidak ada materi pembejajaran yang akan di ajarkan sebelumnya . Dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen yang lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa kedalm kelompok belajar kooperatif,yang terdiri atas empat orang siswa, sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen atau sub topic yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya.siswa dari tiap-tiap kelompok yang bertanggung jawab terhadap sub topic yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari dua atau tiga orang. Pada model pembelajaran kooperatif jigsaw terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk peserta didik yang beranggotakan dengan kemampuan,asal ,dan latar belakang keluarga yang beragam disamping itu kelompok asal ini merupakan gabungan dari beberapa ahli. Sedangkan kelompok ahli itu sendiri merupakan kelompok peserta didik yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topic tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungn dengan topic nya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Langkah-langkah penerapan metode koperatif model jigsaw 1.Pilihlah materi pelajaran yang dapat di bagi menjadi beberapa segmen(bagian). 2.bagi peserta didik menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen yang ada.jika jumlah peserta didik adalah 50,sementara jumlah segmen yang ada adalah 5,maka masing-msing kelompok terdiri dari 10 orang. Jika jumlah ini di anggap terlalu besar, bagi lagi menjadi dua, sehingga setiap kelompok terdiri dari 5 orang,kemudian setelh proses selesai, gabungkan kedua kelompok pecahan tersebut. 3.setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi pelajaran yang berbeda-beda. 4.Setiap kelompok mengirim anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di dalam kelompok. 5.kembalikan suasana kelas seperti semula, kemudian tanyakan sekiranya ada persoalan-persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelmpok. 6.beri peserta didik beberapa pertanyaan untuk mengecek pemahaman mereka terhadap materi. Pemahaman didefinisikan proses berfikir dan belajar.Dikatakan demikian karna untuk menuju kearah pemahaman perlu diikuti dengan belajar dan berfikir. Pemahaman merupakan proses, perbuatan dan cara memahami. Dalam taksonomi bloom,pemahaman adalah kesanggupan memehami setingkat lebih tinggi dari pengetahuan. Namun tidaklah berate bahwa pengetahuan tidak dipertanyakan sebab untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal. Pemahaman dalam pembelajaran adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memehami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini ia tidak hanya hapal secara verbalitas, akan tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang di tanyakan, maka operasional nya dapat membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan,mengaturan,menginterpretasikan,menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan dan mengambil keputusan. Ranah kognitif menunjukan adnya tingkatan-tingkatan kemampuan yang dicapai dari yang terendah sampai tertinggi. Dapat dikatakan bahwa pemahaman itu tigkatnnya lebih tinggi dari pada sekedar pengetahuan. Kelebihan metode kooperatif model jigsaw Adapun kelebihan-kelebihan metode jigsaw adalah sebagai berikut. Cocok untuk semua kelas/tingkatan; Bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, atau berbicara. Juga dapat digunakan dalam beberapa mata pelajaran; Belajar dalam suasana gotong-royong mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Pengertian Pemahaman Belajar siswa menurut para ahli Anas sudijono, pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti ataumemahami sesuatu setelah sesuatu tersebut diketahui dan di ingat. Dengan kata lain memahami adalh mengetahui tantang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hapalan. Yusuf anas yang dimaksud dengan pemahaman adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan yang sudah di ingat lebih kurang sama dengan yang sudah diajarkan dan sesuai dengan maksud penggunaannya. Pengertian pelajaran kewarganegaraan Pendidikan kewarganegaraan(civic education) atau civics memiliki banyak pengertian dan istilah. Tidak jauh berbeda dengan pengertian ini,Muhammad noman somantri merumuskan pengertian civics sebagai ilmu kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia dengan: (a)manusia dalam perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi,(organisasi social,ekonomi,politik,); (b) individu-individu dengan Negara. Jauh sebelum itu,Edmonson(1958) menyatakan bahwa makna civics selalu di definisikan sebagai sebuah studi tentang pemerintahan dankewarganegaraan yang terkait dengan kewajiban,hak dan hak-hak istemewa warga Negara. G.Hipotesis Tindakan jika menerapkan Metode Kooperatif model jigsaw maka dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa pada mata pelajaran PKN di sekolah SDN 001 Kec.Kateman. H.Setting Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 001 Tagaraja Kecamatan Kateman pada kelas IV. I.Subjek Dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa SDN 001 Tagaraja Kec. Kateman yang berjumlah Laki-laki : 12 orang Perempuan : 25 orang Dengan jumlah keseluruhan adalah : 37 orang. Objek penelitian ini adalah penerapan metode kooperatif model jigsaw dan meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKN dikelas IV SD Negeri 001 Kelurahan Tagaraja Kecamatan kateman. J.Rencana Tindakan Penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action research) memeiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila di implementasikan dengan baik dan benar.Diimplementasikan dengan baik , artinya pihak yang terlibat dalam PTK(guru)mencoba dengan sadar mengembangkan kemamapuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau dapat memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamatipelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya.di implementasikan dengan benar, artinya sesuai dengan kaidah-kaidah PTK. Upaya PTK diharapkan dapat menciptakan sebuah budaya belajar(learning cultur) dikalangan para guru.PTK menawaarkan peluang sebagai strategi pengembangan kinirja sebab pendekatan penelitian ini menempatkan guru sebagai peneliti,agen perubahan yang pola pengerjaan nya bersifaat kolaboratif. Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan(action research)dan penelitian tindakan ini bagian penelitian pada umumnya.jadi, sebelum membahas penelitian tindakan perlu didefinisikan terlebih dahulu tenteng penelitian secara umum. Penelitian adalah suatu kegiatan menyelidiki yang dilakukan menurut metode ilmiah yang sistematis untuk menemukan informasi ilmiah dan atau teknologi baru, membuktikan kebenaran atau ketidak benaran hipotesis sehingga dapat dirumuskan teori dan atau proses gejala social. Penelitian juga bias diartikan sebagai kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk mendapatkan data atau informasi yang bermanfaan untuk selanjutnya data tersebut di analisis untuk dicari kesimpulannya. Menurut para ahli tentang definisi penelitian tindakan kelas, sebagai berikut: Menurut Carr dan Kemmis Hakikat PTK menururut carr dan kemmis(1986)adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri(self reflective)yang dilakukan oleh para partisipan dalm situasi social untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran: Praktik-praktik social atau pendidikan yang dilakukan sendiri. Pengertian mengenai praktik-praktik tersebut. Situasi-situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan. Menurut McNiff McNiff(1992) memandang hakikat PTK adalah sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat di manfaatkan sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar. PTK merupakan penelitian tenteang,untuk dan oleh masyarakat/kelompok sasaran dengan memanfatkan interaksi,partisipasi,dan kolaboratif antara peneliti dan kelompok sasaran. Siklus I Terdiiri dari 4tahap 1.perencanaan 2.tindakan 3.observasi 4.refleksi 1.perencnaan, meliputi: a.Indentifikasi masalah b.Membuat rencana pelaksanan pembelajaran c.Silabus dan lembar Observasi 2.tindakan Pelakaksanaan tindakan akan direncanakan pada 3 kali pertemuan Pertemuan pertama tanggal 5 mai 2014 Pertemuan kedua tanggal 12 mai 2014 Pertemuan ketiga tanggal 19 mai 2014 3.observasi Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah: a.Memantau mengamati aktivitas belajaar mengajar. b.mengamati pemahaman siswa terhadap materi_materi pembeljaran . c.mengamati kemampuan siswa dalam kegiatan diskusi 4.refleksi Refleksi merupakan kegiatan mengingat dan merenung suatu tindkan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi,berusaha memehami proses,maslah persoalan dan kendala yang nyata dalam tindkan yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran. Setelah melakukan refleksi akan timbul perspektif perbaikan rencana dan tindakan yang akan dilakukan dalam siklus selanjutnya. Pada siklus ke II ,sama seperti siklus yang pertama, perbedaan nya hanya terletak pada pertemuan saja, penelitian ini cukup sampai disini apabila sudah mencapai target (berhasil). K.Instrumen Penelitian Instrument yang digunkan dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi (terlampir) bertujuan untuk mengetahui apakah metode kooperatif model jigsaw untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa pada mata pelajaran pkn di SDN 001 kelurahan tagaraja kecamatan kateman. L.Tekhnik Pengumpulan Data Tekhnik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah: Observasi Menurut wijaya kusumah dan dedi dwitagama, observasi adalah: “proses pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian,tekhnik ini sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisi/interaksi pembelajaran,tingkah laku dan interaksi kelompok” M.Tekhnik Analisa Data Dan Indikator Kinerja Data yang sudah terkumpul, penulis kualifikasikan kedalam bentuk angka-angka,sehingga data tersebut bersifat kuantitatif, untuk selanjutnya di analisa dan di interpretasikan secara deskriftif. Pengalihan dalam bentuk kuantitatif ini di tempuh dengan menggunakan dengan menggunakan rumus: P=f/n × 100% Keterangan: F = Frekuensi yang sedang di cari persentasinya. N = Number of Cases (jumlah frekuensi). P = Angka persentase. Data tentang penerapan metode koperatif model jigsaw dalam meningkatkan pemahaman belajar siswa di sekolah dasar negri 001 tagaraja kecamatan Kateman,persentase tersebut kemudian di tafsirkan dalam bentuk kualitatif sebagai berikut. 81%-100% = sangat baik 61%-80% = baik 41-60% = cukup baik 21%-40% = kurang baik 0%-20% = tidak baik Yang menjadi patokan untuk mencapai target dalam penelitian ini adalah berkisar antara anka 61% - 80% itu baru dikatakan berhasil (baik). DAFTAR PUSTAKA M.Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, bandung: PT.Remaja Rosda Karya,2007. Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Berkarakter, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya,2013. Zaini, Hisyam. dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insani Madani, 2008. Hamruni, Strategi Pembelajaran, Yogyakarta: Insan madani, 2011. Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV Pustaka Setia, 2011. Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Berkarakter, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2013. http://task-lecture.blogspot.com/2012/09/kelebihan-dan-kekurangan-metode-jigsaw.html diakses pada hari sabtu 15 maret 2014 jam 19 00 wib Anas sudijono, Pengantar Evaluasi Eendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,1996. Komaruddin, Hidayat Dan Azyumardi Azra,Pendidikan Kewargaan Jakarta: prenada media group, 2010. Kunandar, Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: Rajawali Pers, 2009. Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, jakarta: Indeks Permata Puri Media,2009. Anas sudijono, Pengantar statistic Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008. Riduan, Belajar Mudah Penelitian Bagi Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung:Alfabeta, 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar