Rabu, 04 Maret 2015

ERBEDAAN ANTARA GAYA MENGAJAR GURU YANG SUDAH TAMAT STRATA SATU (S1) DENGAN YANG BELUM TAMAT STRATA SATU (S1) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR NEGERI 05 DESA BELARAS KECAMATAN MANDAH

JUDUL: PERBEDAAN ANTARA GAYA MENGAJAR GURU YANG SUDAH TAMAT STRATA SATU (S1) DENGAN YANG BELUM TAMAT STRATA SATU (S1) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR NEGERI 05 DESA BELARAS KECAMATAN MANDAH A. Latar Belakang Masalah Gaya mengajar guru menjadi penentu keberhasilan proses pembelajaran. Guru yang mempunyai kemampuan untuk mengajar bisa merasakan bahwa di mana saja guru mengajar adalah hal yang menyenangkan. Peran seorang guru harus mampu memberi pengaruh pada siswanya melalui kepribadian. Seorang guru yang menginginkan siswanya mengalami perkembangan harus melakukan pengamatan serta penelitian mengenai teori dan praktek mengajar sehingga guru bisa selalu meningkatkan gaya dalam mengajar. Apabila seorang guru memahami dengan jelas materi ajar yang akan disampaikan, maka guru bisa meyakinkan siswa agar siswa percaya atas apa yang disampaikan guru. Siswa. Gaya guru mengajar yang baik adalah dengan mengetahui segaya jelas obyek pengajaran. Jika pengajaran jelas sasarannya maka akan membuat siswa bisa melihat dengan jelas maksud dari pokok pelajaran tersebut. Siswa bisa menangkap semua pelajaran, bahkan siswa mengalami kemajuan di dalam belajar. Hal yang harus diperhatikan saat memilih dan menuliskan sasaran pengajaran adalah inti sasaran harus disebutkan supaya jelas, ungkapan yang penting dari sasaran pelajaran harus bertitik tolak dari konsep siswa, sasaran pelajaran harus meliputi hasil belajar dan yang terpenting hasil dari sasaran bisa dicapai. Pemahaman antara seorang guru dan siswa adalah syarat penting atas komunikasi. Dengan komunikasi yang baik maka penyaluran ilmu akan lebih efektif. Gunakan gaya mengajar yang terbaik. Lakukan perubahan agar siswa tidak bosan. Gaya guru mengajar yang paling baik adalah dengan memakai gaya mengajar yang mempunyai variasi dan fleksibel agar proses belajar lebih segar. Gaya mengajar yang efektif adalah menjadikan diri sendiri sebagai teladan hidup untuk menuturkan kebenaran. Gaya ini adalah gaya yang paling berpengaruh. Seseorang akan berwibawa jika ada keselarasan antara teori dan praktik. Gaya mengajar antara satu guru dengan guru yang lain berbeda tergantung dengan kebiasaan yang sering dilaksanakannya. Metode tertentu dianggap baik bagi siswa lebih efektif daripada metode lainnya. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan juga persepsi siswa terhadap gaya mengajar guru dalam proses pembelajaran. Dalam pandangan Yusuf yang ditulis kembali oleh Alex Sobur, persepsi adalah ”pemaknaan hasil pengamatan”. Selanjutnya menurut Gagne yang ditulis kembali oleh Agus Supriyono, persepsi adalah ”kemampuan untuk mengadakan deskriminasi antara objek-objek tersebut”. Dengan demikian persepsi merupakan suatu fungsi biologis (melalui organ-organ sensoris) yang memungkinkan individu menerima dan mengolah informasi dari lingkungan dan mengadakan perubahan-perubahan di lingkungannya serta merupakan fungsi psikologis dengan memberikan penilaian terhadap suatu objek yang dapat bersifat positif/negatif, senang atau tidak senang dan sebagainya. Berdasarkan studi pendahuluan di Sekolah Tinggi Agama Islam Auliaurrasyidin Tembilahan penulis temukan beberapa permasalahan di antaranya: Ada sebagian guru yang mengajar tidak menggunakan media dalam proses pembelajaran dan hanya menggunakan metode diskusi sehingga masih ada sebagian siswa yang kurang paham dengan materi yang diajarkan pada proses pembelajaran. Masih ada siswa yang bergurau di belakang ketika guru menjelaskan materi pembelajaran di depan kelas. Berdasarkan wawancara dengan siswa diketahui bahwa masih ada guru yang hanya duduk di kursi ketika mengajar sehingga kondisi siswa yang duduk di belakang kurang diperhatikan oleh guru tersebut. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis berminat mengadakan penelitian dan membuat karya ilmiah dengan judul: PERBEDAAN ANTARA GAYA MENGAJAR GURU YANG SUDAH TAMAT STRATA SATU (S1) DENGAN YANG BELUM TAMAT STRATA SATU (S1) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR NEGERI 05 DESA BELARAS KECAMATAN MANDAH. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan yang signifikan antara gaya mengajar guru yang sudah tamat Strata Satu (S1) dengan yang belum tamat Strata Satu (S1) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 05 Desa Belaras Kecamatan Mandah? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dapat tercapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara gaya mengajar guru yang sudah tamat Strata Satu (S1) dengan yang belum tamat Strata Satu (S1) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 05 Desa Belaras Kecamatan Mandah. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi Observasi menurut Wina Sanjaya adalah ”teknik pengumpulan data dengan cara mengamati langsung setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati dan diteliti”. Observasi dilakukan kepada guru Pendidikan Agama Islam tentang gaya mengajar guru yang sudah tamat Strata Satu (S1) dengan yang belum tamat Strata Satu (S1) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 05 Desa Belaras Kecamatan Mandah. 2. Dokumentasi Dokumentasi dalam pandangan Suharsimi Arikunto adalah ”mencari data mengenai hal-hal berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, agenda dan sebagainya”. Meliputi: sejarah, keadaan guru, keadaan siswa, foto kegiatan. DAFTAR PUSTAKA Agus Supriyono, (2009), Tesis: Penyelenggaraan Kelas Unggulan di SMA Negeri 2 Ngawi, Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Alex Sobur, (2009), Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia. Martinis Yamin, (2011), Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Press. Slameto, (2011), Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS), Jakarta: Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto, (2008), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Victor Uji Kurnia, Cara Guru Mengajar, http://koffieenco.blogspot.com/2013/07/cara-guru-mengajar.html, diakses tanggal 13 Oktober 2013. Wina Sanjaya, (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana. SINOPSIS PERBEDAAN ANTARA GAYA MENGAJAR GURU YANG SUDAH TAMAT STRATA SATU (S1) DENGAN YANG BELUM TAMAT STRATA SATU (S1) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR NEGERI 05 DESA BELARAS KECAMATAN MANDAH OLEH: AMINUDDIN NIRM. 1209.11.06294 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AULIAURRASYIDIN T E M B I L A H A N 1435 H/2014 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar