Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Fiqih 1
Disusun oleh
Kelompok
1.Aminuddin
2.Rita Kencana
3.Syahril
Lokal :B. (Al – Kindi)
Preodi :Pai
Semester
:Dua
Dosen pengampu:Abd.Syahid. Spdi. M.A.
Sekolah Tinggi Agama Islam
Auliaurrasyidin
Tembilahan
2012
KATA
PENGANTAR
Segala puji
bagi allah SWT . Dialah yang memberi petunjuk bagi seluruh manusia dan rahmat
bagi segenap alam , dia jualah yang maha
semua yang ada dilangit dan dibumi.
Shalawat serta salam tidak lupa kita hadiah
kan buat AL-AMIN,yaitu Nabi kita muta muhhhamad SAW, utasan allah , dengan
bimbingan beliau lah kita sehingga umat manusia yang dulu nya penuh dengan kegemerlapan tampa cayaha
islam ,dan jauh dari ilmu pengetahwan sehingga sampai lah pada alam yang serba
terang benderang yang penuh dengan cahaya islam, dan ilmu pengetahuan yang kita
rasa kan pada saat sekarang ini.
Dengen izin nya pula tugas mandiri
ini dapat diselesai kan dengan sebaik- baik nya mungkin , jika dalam
pembuatan tugas mandiri ini terdapat
kekurangan kami mengharap kan kritik dan
saran agar tugas mandiri ini sempurna seperti yang di ingin kan .
Semoga
tugas mandiri yang saya buat ber mamfaat
untuk kita semua , dan menambah wawasan pengetahwan di dalam menjalan kan
proses pendidikan dan untuk dimasa yang akan datang Amin............
Tembilahan
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................
Daftar Isi............................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.......................................................
B.Permasalahan.........................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.Syirkah...................................................................
B.Musyaqah...............................................................
C.Mukhabarah...........................................................
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan.............................................................
B.Saran......................................................................
Daftar
Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dengan adanya perkembangan ilmu fiqih
diharap bagi umat islam tak ada lagi yang tidak mengetaatuhui apa – apa itu
yang dikatakan dengan Syirkah Musyaqah dan Mukhabarah apa lagi kita sebagai
mahasiswa (i) harus bersungguh mempelajari ilmu ini dengan demekian diharapkan
nanti supaya bisa memberikan apa yang telah kita pelajari dengn dasar –dasar
yang telah ada pada diri kita untuk menyelasaikan apa – apa masalah yang sering
muncul dikaalangan masyarakat dengan ilmu yang telah kita miliki supaya dapat
memperjelaskan lagi maksud dan makna dari ilmu fiqih tersebut khususnya Syirkah
Musyaqah dan Mukhabarah.
B.Permasalahan
1.Apa yang dikatakan dengan syirkah ?.
2.Apa syarat dan rukun hikmah Syirkah
Musyagah dan mukhabarah?.
BAB II
PEMBAHASAN
SYIRKAH MUSYAQAH DAN MUKHABARAH
A.Syirkah
1.Pengertian Syirkah
Syirkah
adalah suatu perjanjian kerja sama antara dua orang atau lebih dalam bidang
usaha modal maupun jasa dengan syarat bagi hasil keuntungan atau pun kerugian
disepakati dalam perjanjian yang dibuatnya. Jadi, Kerja sama tersebut bertujuan
memperoleh keuntungan bagi mereka bersama .[1]
Syirkah Juga bisa disebut suatu harta yang dimiliki oleh dua orang
secara bersekutu dari hasil warisan atau pembelian.[2]
Maka dibutuhkan kerja sama yang baik dan rapi
antara beberapa Allah SWT. Berfirman.
(#qçRur$yès?ur
n?tã
ÎhÉ9ø9$#
3uqø)G9$#ur
(
wur
(#qçRur$yès?
n?tã
ÉOøOM}$#
Èbºurôãèø9$#ur
4
Artinya
:Dan tolong menolong lah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa dan jangan
tolang menolong berbuat dosa dan pelanggaran
( Q.S Al – Maidah 2 ).
a.Syarat syirkah
Ø
Orang yang syirkah sudah baligh, Berakal sehat dan
merdeka
Ø
Pokok nya jelas, dan dapat diungkapkan atau diukur dengan
uang jika modal yang dioprasikan jelas.
Ø
Orang bersyirkah harus mencapur kedua hartanya (Saham)
nya.
Ø
Anggaran dasar dan rumah tangga jelas
Ø Hutang dan rugi
diatur dengan perbandingan modal masing- masing
b.Rukun Syirkah
Ø
Anggota yang bersyirkah
Ø
Pokok – pokok perjanjian
Ø Sighat
c.Macam – macam syirkah
1. Syirkah amlak
2. Syirkah ‘uqud
d. Hikmah syirkah
Ø
Terciptanya kekuatan dan kemajuan khususnya dibidang
ekonomi
Ø
Pemikiran untuk kemajuan perusahaan bisa lebih mantap,
karna hasil pemikiran dari banyak orang
Ø
Semakin terjalinya rasa persaudaraan dan rasa
solidaritas
Ø Jika usaha
berkembanng dengan baik, berarti jangkawan operasionalnya semakin meluas
B.Musyaqah
1.Pengertian Musyaqah
Musyaqah
adalah Pemilik kebun yang memberikan kebunnya kepada tukang kebunnya agar
dipelihra dan penghasilan dikebun itu
dibagi dari antara keduanya menerut perjanjian kedua satu akad.[3]
Menurut Ulama syafi’iah Musayaqah
adalah mengerjakan orang lain untuk menggarap kurma atau pohon anggur dengan
perjanjian dia akan menyiram dan mengurusnya kemudian buahnya untuk mereka
berdua.[4]
Landasan pelaksanaan Musyaqah adalah
sabda Nabi Saw.
Artinya
: Dari Ibnu Umar sesungguhnya Nabi Saw telah memberikan kebun beliau kepada
penduduk Khaibar agar dapat dipelihara oleh mereka dengan perjanjian mereka
akan mempeleh bagian, baik dari buah buahan maupun hasil tanamannya. (H. R
Muslim ).
Hukum Musyaqah adalah mubah (Boleh )
2.Rukun Musyaqah
a. Pemilik dan
penggarap kebun
b. Tanaman yang
dipelihara
c. Kebun yang
diolah
d. Pekerjaan dengan
ketentuan yang jelas baik waktu maupun sifatnya
e. Hasil yang diperoleh
berupa buah daun kayu atau yang lainnya
f. Akad
3.Syarat Musyaqah
a. Akad
dilaksanakan sebelum dibuat perjanjian
b. Tananman yang
dipelihara hendaknya jelas
c. Waktu
pemeliharan hendak nya jelas
d. Penggarap
hendaknya jelas bagiannya
4.Hikmah Musyaqah
a. Terwujudnya
kerja sama antara simiskin dan sikaya sebagai rialisasi ukhwah islamiayah
b. Memberikan
lapangan pekerjaan kepada orang yang tidak mempunyai kebun tapi punya potensi
untuk menggarap dengan baik
c. Mengikuti sunnah Rasulullah Saw
d. Menghindari
praktik - praktik pemerasan atau penipuan dari pemilik kebun
C.Mukhabarah
1.Pengertian Mukhabarah
Mukhabarah
adalah kerja sama antara pemilik sawah atau ladang dengan penggarap dan benih
tanaman dari pihak penggarap.
2.Hukum Mukhabarah
Landasan
hukum Mukhabarah sebagaimana sabda Nabi Saw. Thawus ra, bahwa ia suka
bemukhabarah. Amru berkata : Lalu aku katakan kepadanya ia, Aba Abdurrahman kalau engkau tinggal kan mukhabarah ini nanti
mereka mengatakan, bahwa Nabi saw . Telah melarang mukhabarah. lantas Thawus
Berkata “ Hai amru, telah menceritakan kepadaku orang yang sungguh mengetahui
akan hal itu, yaitu Ibnu Abbas, bahwa nabi saw telah melarang Mukhabarah itu,
hanya beliau berkata seseorang memberi
mamfaat kepada saudaranya, lebih baik dari pdada ia mengambil mamfaat
dari saudaranya itu dengan upah tertentu ( H. R Muslim ).
3.Hikmah Mukhabarah
a.
Memberikn pertolongnan kepada penggarap untuk
mempunyai penghasilan
b.
Harta tidak beredar diantara orang –orang kaya saja
c. Mengikuti sunah
Rasullah ( Q S AL – Hasyyr ; 7 ).[5]
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Syirkah adalah suatu
perjanjian kerja sama antara dua orang atau lebih dalam bidang usaha modal
maupun jasa dengan syarat bagi hasil keuntungan atau pun kerugian disepakati
dalam perjanjian yang dibuatnya. Jadi, Kerja sama tersebut bertujuan memperoleh
keuntungan bagi mereka bersama
Musyaqah adalah Pemilik
kebun yang memberikan kebunnya kepada tukang kebunnya agar dipelihra dan penghasilan dikebun itu dibagi dari
antara keduanya menerut perjanjian kedua satu akad
Mukhabarah adalah kerja
sama antara pemilik sawah atau ladang dengan penggarap dan benih tanaman dari
pihak penggarap
Islam memberikan
tuntutan kepada para pemilik modal untuk mengadakan Syirkah Musyaqah dan
Mukhabarah. Sebab diantara pekerjaan ada yang sanyat membutuhkan bayk modl
pikiran dan tenaga sehingga tidak mungkin dilakukan oleh seorang saja maka
dibutuhkan kerja sama yang baik dan rapi antara beberapa orang. Sehingga
terjalin suatu kerja sama yang baik dan benar.
B.Saran
Dengan adanya kita
mempelajari syirkah musyaqah dan mukhabarah maka kita sebagai orang islam tau
aturan - aturan tersebut sehingga tidak menyalahi ajaran yang telah ditetapkan
dalam hukum islam. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
As’ad, Aliy,1979, Fathul Mu’in, Jogjakarta : Menara Kudus.
Rasyid, Sulaiman,
2010 Fiqih Islam ,Bandung : sinar Baru Al gensindo.
Syafi’i Rahmad, 2001, Fiqih
muamalah Bandung : Pustaka Setia.
Suparta Mundzier,
2006 , fiqih, (Semarang : PT karya Toha Putra.
[1]H.
Mundzier Suparta, MA, fiqih, (Semarang : PT karya Toha Putra, 2006),Hal
145.
[2]
Drs. H. Aliy As’ad, Fathul Mu’in, (Yogyakarta : Menara kudus 1979, )hal
280
[3]
H. Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam (Bandung : sinar Baru Al gensindo,2010),
Hal,300- 301
[4]
Prof. Dr. H. Rahmad Syafi’i, M.A, Fiqih muamalah (Bandung : Pustaka
Setia, 2001), Hal 212.
[5]
Ibid Hal 141 -142
Tidak ada komentar:
Posting Komentar